Keadaan umat Islam
sekarang tidak sesuai Al-Qur’an dan As-Sunnah. Kehidupannya sangat jauh
dan bahkan bertentangan dengan syari’at Islam.
Pemerintahan negara-
negara yang berpendudukan Islam tidak diatur dengan hukum Allah tapi
dengan hukum kafir sekuler dan diatur oleh perpanjangan boneka kafir.
Kekayaan negara-negara Islam telah dirampas oleh musuh Islam dan para munafiqin.
Tidak (belum) ada yang berusaha menyelesaikan masalah umat.
Adanya rekayasa untuk
membuat umat Islam lemah dan terbelakang dari segi pendidikan,
teknologi, budaya, kekayaan, dan seluruh segi kehidupan.
Berbagai partai, ormas, dan jama’ah Islam yang ada telah gagal membuat perubahan.
Arogansi musuh bertambah parah dan ketamakan mereka semakin menjadi-jadi.
Setelah mereka (para
pioner Al-Qaida) merumuskan masalah tersebut maka mereka menyimpulkan
siapa yang menjadi dalang atau penyebab utama terjadinya kekacauan
bahkan hingga menyebabkan kehancuran umat ini. Tidak lain adalah kaum
Yahudi dan Nasrani Protestan Anglo Saxon (WASP-White Anglo Saxon
Protestan). Hal ini mereka kaji dari penelusuran sejarah dan ayat-ayat
Al-Qur’an.
Untuk melawan hegemoni
dari persekutuan antara Yahudi dan WASP dengan menggunakan kekuatan
militer. Kekuatan ini menurut mereka harus memiliki lembaga sendiri.
Lalu dibentuklah
organisasi baru dengan nama Al-Jabhah Al-Islamiyyah li Muharobati
Al-Yahudi wal Amirikan (Front Perlawanan Islam Internasional Untuk
Memerangi Yahudi dan Amerika).
Fokus pertama utama
organisasi ini adalah mengumpulkan informasi tokoh-tokoh dan
organisasi-organisasi yang sejalan dengan visi misi mereka.
Lalu mereka menjalin
hubungan hingga membuat kamp-kamp pelatihan militer atau tadrib. Para
pemuda dari berbagai penjuru dunia mulai berdatangan ke Afghanistan.
Tujuan tadrib waktu itu
tidak hanya untuk menetap dan berjihad di Afghan tetapi setelah berlatih
para mujahidin tersebut disebar ke penjuru dunia untuk menjalankan misi
oganisasi tersebut.
Dari markas inilah muncul sebuah nama “Qoidatul Jihad Al-Mubarak“.
Tujuan strategi Al-Qaida jelas yaitu mengembalikan Islam melalui penegakan Daulah Islam dan Khilafah Islamiyyah dengan Jihad.
Untuk itu para pemikir
senior Al-Qaida mempelajai berbagai gerakan sejak dua abad silam. Mulai
dari Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab di Nejd dan Hijaz, Sanusiyah di
Libya, Mahdiyyah di Sudan hingga jihad Islam modern memerangi imperialis
Barat. Tidak hanya itu harokah-harokah seperti Ikhwanul Muslimin,
Hizbut Tahrir, Jama’ah Islamiyyah di India dan Pakistan, Jamaluddin
Afghani beserta muridnya Muhammad Abduh pun mereka pelajari. Kajian ini
tidak hanya secara teori saja tetapi langsung diaplikasikan lalu
membandingkan kegagalan dan kesuksesannya, kurang dan lebihnya. Hal ini
terkait dengan latar belakang Al-Qaida yang terdiri dari berbagai suku,
kabilah, negara, harokah, dan jama’ah. Dan inilah yang memberikan
kontribusi besar bagi Al-Qaida.
Dari penelusuran berbagai gerakan yang telah ada Al-Qaida mencatat berbagai faktor kegagalan yang pernah terjadi.
Ada empat faktor penyebab kegagalan :
Masing-masing gerakan
memiliki persepsi berbeda dalam mengidentifikasi masalah. Menyebabkan
semua kemampuan yang dikerahkan tidak optimal untuk dapat mencapai
tujuan.
Berbagai gerakan tidak memiliki perencanaan yang rinci dengan tujuan, sarana, dan metode yang jelas.
Berbagai gerakan belum
berani maju memimpin umat menggantikan pemerintahan kafir
(sekuler-imperialis-komunis-sosialis-DEMOCRACY).
Berbagai gerakan belum mampu mengoptimalkan sumber daya manusia dan alam yang ada.
Keempat faktor itu menghasilkan poin-poin gerakan seperti berikut :
Mujahiddin pembela negara, tempat-tempat suci, dan umat Islam adalah pemimpin yang sah secara syari.
Pemimpin-pemimpin negara
yang ada (yang tidak mau berhukum dengan syari’at) adalah perampas
kekuasaan yang bersekutu dengan pasukan kafir.
Dunia Islam saat ini
telah bertentangan dengan syari’at Islam. Hal ini terjadi karena umumnya
mereka besandar pada hukum buatan manusia dan bepaling dari syari’at
Alloh dan juga meninggalkan jihad. Penyebab Allah menurunkan adzab.
Harus ada perencanaan
yang rinci dan gamblang, tujuan, sarana, metode yang jelas serta tetap
memperhatikan kondisi umat secara lokal maupun global.
Perubahan manusia yang beradab harus dimulai dari perubahan pemikiran dan keyakinan.
Dan jihad adalah jalan satu-satunya.
Jihad akan selalu tumbuh berkembang dan subur dengan gerakan yang berdasar kajian yang teratur.
Dari keseluruhan poin-poin tersebut maka Al-Qaida merencanakan strategi besar yang disusun secara bertahap dalam beberapa fase.
Dan inilah 7 fase menuju
kemenangan dan kejayaan umat Islam dan penegakkan Daulah Islam hingga
[insya Alloh] kekhilafahan [minimal sebagai pengusung Khilafah
Islamiyyah atau Ashabu Raayati Suud-Pasukan Panji Hitam] :
Fase Penyadaran : Fase
ini dimulai awal 2000 dan berakhir tahun 2003. Tujuannya adalah memaksa
Amerika dan sekutunya la’natullah ‘alaihim keluar dari kandangnya agar
mudah untuk dijangkau alias dihancurkan.
Fase Membuka Mata : Fase
ini diencanakan berlangsung pada tahun 2003 hingga 2006. Tujuannya
adalah membuat umat sadar akan kondisinya dan menguak kedok kejahatan
kaum kafirin yang dikawal oleh Amerika dan semua sekutunya.
Fase Kebangkitan dan
Berdiri : Fase ini dilaksanakan sekitar tahun 2007-2010. Tujuannya untuk
menambah personil yang sipa terjun ke bebagai medan di seluruh dunia.
Fase Pemulihan Keadaan :
Fase ini betujuan untuk menjatuhkan kekuasaan rezim-rezim tiran yang
mencengkeram negara-negara Islam dengan melakukan kontak kuat secara
langsung. Fase ini direncakan sekitar tahun 2010-2013.
Fase Memproklamasikan
Negara : Pada fase ini memfokuskan untuk mendirikan Daulah Islam dengan
menggabungkan berbagai organisasi jihad dunia dan Al-Qoida yang
direncakan pada tahun 2013-2016.
Fase Konfrontasi Total :
Perang besar-besaran antara dua kubu. Kubu Mukminin dan Kubu Kafirin wa
Bathilin. Perang anatar yang Haq dan yang Bathil. Perang dari sleuruh
segi dan meluas ke seluruh penjuru negeri. Dengan perencanaan yang akan
tejadi pada tahun 2016.
Fase Kemenangan Mutlaq
[insya Alloh] : Dimulai dari Fase Konfrontasi Total yang diyakini oleh
paa konseptor Al-Qoida akan berjalan singkat 3 atau 9 tahun. Yaitu dari
tahun 2016 hingga 2019 atau 2025.
Sumber: (Buku Master Plan Al-Qaeda 2020 terbitan Jazeera tulisan Fahmi Suwaidi)
0 komentar:
Posting Komentar